Kampung Singkong Salatiga diharapkan jadi destinasi wisata unggulan


TalkyWalkyNews.my.id, Semarang - Pelaku UMKM olahan singkong di Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, berharap kepada pemerintah untuk dapat meneguhkan Kampung Singkong di daerah tersebut dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan.

"Harapan ke depan dengan kehadiran pemerintah pusat, provinsi dan kota bisa menjadikan Kampung Singkong sebagai daya tarik wisata sehingga mengangkat perekonomian dan pariwisata Salatiga," kata Ketua Paguyuban Kampung Singkong Toni Anandya Wicaksono, di Salatiga, Jumat.


Ia menjelaskan bahwa Kampung Singkong tercetus pada tahun 2018 berawal dari banyaknya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) olahan singkong yang ada di Kelurahan Ledok.


Menurut dia, UMKM terus berkembang seiring dengan program pemberdayaan UMKM dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kota Salatiga.


Sejarah UMKM olahan singkong di tempat itu berawal dari Gethuk Satu Rasa atau lebih dikenal dengan Gethuk Kethek yang melegenda, kemudian bermunculan UMKM olahan singkong lainnya, termasuk Argotelo Kreasi Indonesia, Singkong Keju D-9, Cassava, dan lainnya.


"Awalnya kami ada 16 UMKM olahan singkong tapi saat ini kita ada 38 UMKM olahan singkong, kemudian tercetus bagaimana kita membentuk Kampung Singkong," katanya.


Dalam sehari, 38 UMKM olahan singkong tersebut dapat mengolah sekitar 8-10 ton singkong dengan berbagai varian produk, seperti singkong keju, gethuk, keripik, olahan singkong beku (frozen), tepung mocaf, produk wisata, hingga batik bermotif singkong.


Ia menyebutkan omzet yang dihasilkan para pelaku UMKM di Kampung Getuk Salatiga dalam satu tahun total bisa mencapai sekitar Rp25 miliar.


Penjualannya dilakukan secara langsung, dengan melayani wisatawan ke kampung tersebut, hingga dikirim ke Jabodetabek dan Bali. Bahkan, kata dia, untuk Argotelo Kreasi Indonesia sudah ekspor ke Australia, Hongkong, dan Singapura.


Toni menambahkan bahan baku singkong lebih banyak diambil dari petani singkong di wilayah pegunungan dan lereng pegunungan seperti Salatiga, Wonosobo, Magelang, Batang, dan Temanggung.


Diakuinya, langkah tersebut dilakukan karena produksi singkong di wilayah Salatiga belum cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.


"Harapannya, pemerintah bisa memberikan masukan dan solusi kepada petani atau 'stakeholder' lainnya untuk bisa memberikan bahan baku terbaik," katanya.


Selain sebagai sentra produksi olahan singkong, Kampung Singkong juga menggelar Festival Singkong yang diadakan setahun sekali yang diharapkan dapat masuk dalam kalender even atau wisata nasional sehingga lebih banyak pengunjung yang datang.


Sementara itu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menegaskan komitmen Pemprov Jateng untuk mendukung pelaku UMKM di wilayah tersebut.


Menurut dia, UMKM menjadi tulang punggung perekonomian di Jateng karena dari UMKM telah lahir banyak lapangan pekerjaan, sebagai contoh di Kampung Singkong yang telah menyerap tenaga kerja sampai 211 orang.


"UMKM ini harus kita dukung penuh untuk berkembang dan bertumbuh. Upaya dari Pemprov di antaranya dengan bantuan permodalan, serta menyiapkan tempat yang dapat dipakai untuk outlet jualan. Pelatihan-pelatihan juga sudah dilakukan agar UMKM kita naik kelas," katanya.

Previous Post Next Post